Terima kasih atas kunjungan anda di blog PORTAL RW VI PEDALANGAN, semoga bermanfaat...

19 Oktober 2018

Bersih Desa, Kelurahan Pedalangan Gelar Wayangan

Tradisi Apitan atau syukuran bersih desa masih dilestarikan oleh warga Kelurahan Pedalangan Kecamatan Banyumanik. Seperti yang digelar pada Agustus lalu di Balai Kelurahan Pedalangan. Acara yang digelar setiap tahun di antara bulan Idul Fitri dan Idul Adha ini dimaksudkan sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan atas rejeki sepanjang tahun ini.

Beragam acara dan ritual dilaksanakan warga mulai dari ziarah ke makam leluhur pendiri desa, doa bersama dan puncaknya adalah pementasan wayang kulit semalam suntuk. Pentas wayang kulit dengan dalang Ki Dwijo Kangko dari Surakarta pun dipadati warga. Apalagi panitia menyediakan aneka doorprize mulai dari setrika, lemari es dan mesin cuci.
Pentas wayang semakin meriah dengan bintang tamu Gareng dari Palur, Karanganyar. Kolaborasi guyonan dengan cerita wayang yang disuguhkan Gareng membuat penonton enggan beranjak. Bahkan penonton tetap meriah hingga pertunjukan berakhir di jam tiga pagi.

Menurut Ketua Panitia, Munadji tradisi apitan ini sudah berlangsung sejak ratusan tahun dan akan terus dilestarikan. “Biar generasi sekarang dan mendatang tidak lupa dengan asal-usul dan sejarah Kelurahan Pedalangan,” ungkapnya.
Pria yang menjabat Ketua RT 08 ini menceritakan Pedalangan pertama kali ‘dibabat alas’ oleh Ki Noyo Menggolo pada era Ki Ageng Pandanaran. Sementara nama Pedalangan sendiri diberikan oleh Ki Ageng Pandanaran yang pada saat itu menjadi Bupati Semarang pertama.
Supriyadi, salah seorang warga mengaku senang dengan adanya tradisi apitan ini. menurutnya, tradisi apitan tak hanya memberikan hiburan semata tetapi juga menjadi wahana edukasi generasi sekarang. “Anak-anak bisa mengenal kekayaan budaya bangsa sendiri seperti wayang kulit,” tuturnya di sela-sela pertunjukan wayang. **metrosemarang.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar