Terima kasih atas kunjungan anda di blog PORTAL RW VI PEDALANGAN, semoga bermanfaat...

05 Oktober 2018

Napak Tilas RW VI

Rukun Warga (RW) adalah pembagian wilayah di Indonesia di bawah Dusun atau Lingkungan. Rukun Warga bukanlah termasuk pembagian administrasi pemerintahan, dan pembentukannya adalah melalui musyawarah masyarakat setempat dalam rangka pelayanan kemasyarakatan yang ditetapkan oleh Desa atau Kelurahan. Rukun Warga dipimpin oleh Ketua RW yang dipilih oleh warganya. Dewasa ini banyak Pemilihan Ketua RW di Indonesia yang dimodel mirip dengan Pemilihan Presiden atau Pemilihan Kepala Daerah, dimana terdapat kampanye dan pemungutan suara. Sebuah RW terdiri atas sejumlah Rukun Tetangga. Rukun Tetangga (RT) adalah pembagian wilayah di Indonesia di bawah Rukun Warga. Rukun Tetangga bukanlah termasuk pembagian administrasi pemerintahan, dan pembentukannya adalah melalui musyawarah masyarakat setempat dalam rangka pelayanan kemasyarakatan yang ditetapkan oleh Desa atau Kelurahan. Rukun Tetangga dipimpin oleh Ketua RT yang dipilih oleh warganya. Sebuah RT terdiri atas sejumlah rumah (kepala keluarga). Pembagian Administratif Indonesia Tingkat Provinsi : Provinsi, Daerah Khusus, Daerah Istimewa Tingkat Kabupaten/Kota : Kabupaten, Kota, Kabupaten administrasi, Kota administrasi Tingkat Kecamatan : Kecamatan, Distrik Tingkat Kelurahan/Desa : Kelurahan, Desa, Nagari, Kampung, Gampong.

Pedalangan dahulunya adalah sebuah desa perdikan yang di buka oleh Kyai Noyo Menggolo. Pada waktu itu desa Pedalangan belum mempunyai nama. Menurut cerita turun temurun nama Pedalangan di berikan oleh Kyai ageng Pandanaran yang saat itu beliau tersesat di hutan (alas) yang sebenarnya beliau ingin menuju ke Demak. Sampai saat ini ada sebuah situs peninggalan dari jaman wali berupa patung sapi yang masih tersimpan di salah satu rumah sesepuh kampung. Sebetulnya nama nama desa di wilayah Banyumanik terjadi secara berurutan dengan sebuah kejadian atau sejarah dari perjalanan Kyai Ageng Pandanaran seperti Tembalang, Kramas, Pedalangan. Kyai Ageng saat dirampok di desa Kramas seperti orang ketakutan dan lari ke arah barat sampai di sebuah desa kecil dan Ki Ageng menceritakan kejadian si begal dengan orang desa yang ada di hutan tersebut lalu beliau berkata suk yen ono rejaning jaman deso kene tak jenengake Pedalangan. Banyak peninggalan-peninggalan dan tradisi yang sampai saat ini masih dilestarikan seperti Nyadran, Sedekah Bumi, Wayangan dan lain-lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar